Selasa, 31 Januari 2012

Mengapa Seseorang Layak Disebut Leader?


Catatan Kepala: ”Jika orang yang disebut sebagai leader itu hanya menempatkan bawahannya pada posisi sebagai pelaksana pekerjaan rutin, maka orang itu belum berhasil menjadi ’leader’.”
 
Judul artikel ini tidak dituangkan untuk menggugat atasan yang dinilai kurang kompeten. Saya menggunakannya untuk mengajak Anda untuk melihat kedalam, apakah didalam diri kita memang sudah ada tanda-tanda jika kita ini memiliki kualitas pribadi yang memadai? Kualitas yang memadai untuk apa? Untuk menjadikan diri kita layak disebut sebagai seorang leader. Mengapa? Karena kita sering terlalu sibut mengejar titel jabatan, bukan mengejar kompetensi. Setelah mendapatkan jabatan itu pun kita sering terlampau sibuk untuk menjaga ‘citra’ sebagai pemimpin yang disegani atau dipatuhi. Dan sering lupa, bahwa nilai diri kita sebagai pemimpin hanya terletak kepada apa yang bisa kita lakukan saat menjalankan fungsi kepemimpinan itu. Bukan pada titel mentereng kita. Jadi, mengapa seseorang layak disebut pemimpin?
 
Beberapa waktu lalu, saya menyaksikan sebuah forum yang dihadiri oleh para pemipin. Ditengah hujan kritik atas nihilnya dampak kepemimpinan organisasi, ada sebuah kalimat terlontar:”Kalaupun para pemimpinnya diganti, apakah kebijakan dan pola kerja akan berubah hingga keadaan menjadi lebih baik?” Pertanyaan itu keras. Provokatif. Dan berpotensi menyinggung harga diri banyak pemimpin yang hadir. Namun, tak seorang pun yang berani atau bersedia menjawabnya. Bisakah Anda memberikan jawaban akurat? Faktanya, banyak sekali proses pergantian kepemimpinan yang tidak menghasilkan perubahan apapun selain ‘nama pemimpinnya’. Sedangkan hal-hal lainnya, berjalan seperti sebelumnya saja. Fakta ini menunjukkan betapa banyaknya ‘leader’ yang tidak memiliki kualitas kepemimpinan yang sesungguhnya. Memangnya apa saja sih kualitas kepemimpinan itu? Banyak teori. Dan banyak kriteria. Anda tidak akan kekurang jenis-jenisnya. Bagi Anda yang tertarik menemani saya merenungkan apakah kita layak disebut sebagai leader, saya ajak memulainya dengan memahami 5 kualitas kepemimpinan dari sudut pandang Natural Intelligence (NatIn™), berikut ini:
 
1.      Menjadi yang terdepan, bukan sedekar mengikuti petunjuk dari orang lain. Ada sebuah istilah yang sejak lama kita kenal, yaitu; ‘pemimpin boneka’. Kelihatannya saja orang itu yang memimpin, namun sebenarnya dia dikendalikan oleh orang lain. Keliru, jika kita menganggap bahwa istilah itu hanya cocok digunakan pada masa penjajahan, atau ketika suatu negara adi daya mengintervensi negara lain secara politik. Pemimpin boneka juga banyak bertebaran di perusahaan-perusahaan. Hanya saja, ‘kebonekaannya’ terjadi secara sukarela. Lho, kok bisa? Bisa. Caranya; ya sudah, ikuti aja petujunjuk dari boss besar atau atasan yang lebih tinggi. Tinggal di ‘cascade’ kepada bawahan kita. Selesai. Ini lho, jenis pemimpin boneka dalam konteks kita. ‘WOOOOOOY! GUA TERSINGGUNG DISEBUT BONEKA!” Alhamdulillah, bagus kalau begitu. Sehingga mulai sekarang, kita bisa memposisikan diri di garis terdepan perjuangan bersama anggota team yang kita pimpin.
 
2.      Menjadi innovator, bukan sekedar melestarikan apa yang sudah ada. Banyak pemimpin yang harus mengambil alih suatu posisi yang ditinggalkan oleh pemimpin hebat sebelumnya. Sebagai pemimpin hebat, tentu pendahulunya sudah mewariskan banyak hal hebat juga dalam team itu. Namun ketika beliau pergi, maka penggantinya sering terpukau oleh kehebatan pendahulunya. Semuanya sudah ‘tepat’ pada tempat dan proporsinya, begitu system nilai yang kemudian berlaku. Maka tak heran, jika setelah berkali-kali terjadi pergantian kepemimpinan pun tidak ada perubahan yang signifikan di organisasi itu. Benarkah hal itu karena pemimpin terdahulu sudah menjadikan organisasisi itu sedemikian hebatnya? Bukan. Itu karena pemimpin-pemimpin yang menggantikannya kemudian menempatkan dirinya sebagai sekedar pelestari apa yang sudah ada selama ini. What about you?
 
3.      Melahirkan gagasan-gagasan baru, bukan sekedar pelaku kebiasaan lama.  Agak aneh juga ya jika ada pemimpin yang dalam karir kepemimpinannya tidak bisa melahirkan gagasan-gagasan baru. Kemane aje wooooooy….? Jelas sekali jika itu mengindikasikan 2 kemungkinan. Sang pemimpin tidak menjalankan tugasnya, atau hanya menjadi pelaku dari kebiasaan lama. Menarik juga ketika ada orang yang jujur mengakui bahwa sebagai pemimpin beliau bukan tipe pemikir. “Sulit untuk melahirkan gagasan baru bagi orang yang bukan pemikir,” katanya. Sahabatku, gagasan baru itu tidak harus besar. Tidak harus dipikir rumit. Sering bahkan dihasilkan dari sebuah pertanyaan sederhana seperti ini;”Kalau kita melakukannya dengan cara begini, hasilnya bagaimana ya?” So, start from there, wherever you are.
 
4.      Mencari terobosan, bukan sekedar terkungkung penjara rutinitas belaka.  Bisa dipastikan jika setiap kemandekan yang dialami oleh suatu organisasi terjadi karena orang-orang didalam organisasi itu tidak menemukan ‘jalan keluar’ dari pekerjaan rutin yang dilakukan begitu-begitu saja sepanjang waktu. Padahal, kita tahu bahwa apa yang sesuai saat ini, mungkin sudah obsolete 5 atau 10 tahun lagi. Kita memahami itu sambil tetap kukuh berpegang pada praktek dan cara-cara yang sudah kita gunakan sejak 5 atau 10 tahun yang lalu. Maka itu artinya hari ini, kita sudah mulai memasuki lorong-lorong dead-end menuju kebuntuan. Orang-orang hanya akan bisa membebaskan diri dari penjara rutinitas itu, jika mampu mencari terobosan. Siapakah penaggungjawab ‘orang-orang itu’ itu? Karena kita leadernya, ya kitalah penanggungjawabnya. So, tugas mencari terobosan itu ada pada pundak kita yang telah terlanjur berani menyodorkan diri untuk menjadi pemimpin mereka.
 
5.      Selalu bertanya; ‘Setelah ini, apa lagi ya?’.  Tidak pernah ada kata selesai bagi orang-orang yang senantiasa membiarkan otaknya terjaga. Bangun. Melek. Dan terus berputar. Karena orang-orang seperti itu tidak pernah berhenti meski ‘baru saja’ menyelesaikan sebuah tugas yang sangat besar. Bahkan, dalam tidur pun mereka bermimpi tentang sesuatu yang mungkin bisa dilakukannya lebih baik bagi dirinya sendiri. Bagi orang lain. Bagi organisasi yang dipimpinnya. Bagi dunia. Karena mereka percaya, bahwa seperti halnya Tuhan yang tidak pernah berhenti berkarya; Tuhan suka sekali pada hambanya yang terus menerus mengeksplorasi diri melalui pertanyaan; “setelah ini, apa lagi?” Dari pertanyaan sederhana itulah inovasi lahir. Pemikiran baru muncul. Gagasan brilian berlompatan. So, keep asking; “Setelah ini, apa lagi?”
 
Perusahaan membutuhkan leaders yang memiliki ke-5 kualitas diatas. Karena tantangan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan semakin hari semakin besar. Bisa berupa tantangan yang datang dari luar atau kompetitor yang terus menerus menggerus pangsa pasar. Bisa juga yang datang dari internal perusahaan sendiri berupa visi dan misi serta target-target pertumbuhan yang semakin menantang. Tanpa ke-5 kualitas itu? Seseorang hanya akan menjadi semakin frustrasi, dan akhirnya tanpa daya menyerah kepada keadaan. Sebaliknya, mereka yang memiliki ke-5 kualitas itu selalu menjadi leader yang bisa diandalkan untuk membawa team yang dipimpinnya menuju pencapaian tinggi. Jika sekarang Anda berencana untuk pergi ke toilet, siapkan pertanyaan ini; mengapa Anda layak disebut leader? Kepada siapa pertanyaan itu diajukan? Kepada dinding toilet yang dilapisi cermin.
 
milis wordsmartcenter
 www.dadangkadarusman.com

Senin, 30 Januari 2012

6 Tanda Pria Sedang Jatuh Cinta



     Bagi beberapa cewek, ia seringkali kurang peka akan keadaan sekitar. Ia tidak menyadari bahwa ada seorang pria yang sedang jatuh hati kepadanya. Pria tersebut telah bersusah payah mengirimkan “sinyal cintanya”, namun apa daya sang cewek hanya memberikan respon ala-kadarnya . Sikapnya acuh tak acuh seakan tak ada yang sedang terjadi. Bahkan terkadang, ada yang memilih untuk “belaga” pikun. Nah, kira-kira apa sih tandanya kalo pria sedang kasmaran?  Berikut ini gue coba bahas berdasarkan pengalaman pribadi. Ya..biar kamunya nggak nyesel aja. Sayang kan kalo ternyata pria tersebut adalah pria idaman kamu yang akhirnya berpaling ke lain hati karena tidak mendapat respon yang cukup baik darimu :P 


1. Pedekate
Pedekate merupakan hal yang sudah tidak  asing lagi. Banyak hal yang biasa dilakukan oleh seorang pria pada saat melakukan pedekate, misalnya saja dengan sering SMS, BBM, dan menelpon cewek pujaan hatinya. Hampir setiap hari, ponsel si cewek selalu berdering oleh panggilan telepon maupun SMS, walau hal tersebut hanya  ucapan selamat pagi, selamat makan, atau sekedar menyanyakan kabar. Si pria akan menjadi sangat perhatian terhadap cewek idamannya tersebut!
Contoh:
  • “Hai, selamat pagi! Selamat beraktivitas ya ^_^”,
  • “Hai manis, apa kabar? :), atau yang lebih ekstrim
  • “Sang mentari begitu indah, tapi tidak bagiku. Sang rembulan juga indah, namun tidak pula bagiku. Bagiku yang paling indah adalah bumi, karena di bumi ada orang yang aku kagumi, yaitu kamu! ^^”
Pedekate juga bisa dilakukan melalui dunia maya, misalnya saja dengan sering mengomentari foto ataupun pesan dinding Facebook. Setiap foto yang di upload oleh si cewek, si pria selalu rajin untuk memberikan komentar. Begitupula dengan Pesan Dinding, si pria akan berusaha untuk tak pernah absen dalam memberikan komentarnya :D 

2. Salah Tingkah
Pria yang sedang jatuh cinta, biasanya suka salah tingkah bila berhadapan dengan wanita pujaannya. Gayanya menjadi kikuk, wajahnya merah padam, keringat dingin, bahkan menjadi gagap saat berbicara. Ia terlihat bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Dan, biasanya jika sudah seperti itu, ia akan berusaha untuk mengalihkan perhatian si cewek. Ya.. seorang pria tau malu juga kaliii! :P 

3. Lebih Memperhatikan Penampilan
Pria yang sedang kasmaran biasanya akan lebih peduli akan penampilannya. Jika selama ini gayanya amburadul, maka si pria akan berusaha untuk lebih rapi. Yang awalnya berambut gondrong, si pria rela memangkasnya demi si cewek idaman :D Yang dulunya kalo kemana-mana pake sandal japit, sekarang selalu menggunakan sepatu. Bisa dibilang, gayanya lebih parlente dari biasanya! :lol: 

4. Semangat 45 Saat Diajak Ngobrol
Pria yang sedang kasmaran akan senang bukan kepalang saat si cewek memberikan respon positif kepadanya walau itu hanya sekedar ngobrol. Ia akan begitu excited dengan lawan bicaranya. Si pria selalu berusaha membuat si cewek happy dengan canda, bahkan kekonyolannya sekalipun. Ya, walau terkadang terlihat garing! :lol: Tapi yang jelas, si pria akan berusaha semaksimal mungkin agar cewek idamannya tersebut merasa nyaman saat ngobrol bersamanya :)
Aku Cinta Kamu
Gambar diculik dari sini dan diedit sedemikian rupa :)

5. Cemburuan
Pria yang sedang mengagumi seorang cewek biasanya memiliki sifat cemburu yang tinggi jika cewek yang dikaguminya tersebut sedang dekat dengan pria lain. Darahnya selalu menggebu-gebu, seakan ingin menerkam pria tersebut. Ia tak rela jika cewek idamannya jatuh ke pangkuan pria lain.
Contoh :
  • Cewek: “Lo kenal nggak sama si Bryan?”
  • Cowok: “Iya, gue kenal. Emang kenapa?”
  • Cewek: “Kayaknya dia suka gue deh, soalnya dia perhatian banget.”
  • Cowok: “Ooo.. Hehe…”
Yup, si pria akan memberi jawaban yang datar tanpa ekspresi sedikitpun. Itu sangat berbanding terbalik dengan apa yang sebenarnya Ia rasakan. Di lubuk hatinya, si pria sangat keki dan geram mendengar semua itu. Dan kamu tahu, kadangkala seorang pria sangat susah untuk mengekspresikan perasaannya itu. Ia hanya dapat memendamnya begitu saja. Tragis, bukan? :P 

6. Rela Berkorban
Pria yang sedang kasmaran akan rela berbuat apa saja untuk menarik perhatian cewek idamannya. Jika sang cewek memerlukan bantuan, Ia dengan sigap akan datang membantu. Si pria akan rela meninggalkan aktivitas atau pekerjaannya hanya untuk membantu si cewek. Walaupun jarak atau lokasi cukup jauh, bagi si pria itu tidak menjadi soal :D   Itu semua dilakukan agar si cewek beranggapan bahwa dia sangat care terhadapnya :mrgreen: .
  • Cewek: “Bisa bantuin aku nggak? Genteng kosan aku bocor nih.”
  • Cowok: “86! 5 menit lagi ya aku kesitu. See ya!”, atau…
  • Cewek: “Tugas Bahasa Inggrisnya susah amat nih, bisa tolong kerjain?”
  • Cowok: “Bisa bangeeeeet! Ntar aku ke rumah kamu deh :)
Sebenarnya masih banyak lagi sih tanda-tanda seorang pria yang sedang kasmaran. Tapi, gue rasa segini aja sudah lebih dari cukup. Bukan begitu teman-teman?! Bukaaaaaaan! :lol: 

 http://narzis.net/2011/09/6-tanda-pria-sedang-jatuh-cinta.html

Bagaimana Mengemas Hidup



     Bagi sebagian orang pemasaran identik dengan sales/tenaga penjual. Apabila mendengar kata pemasaran, pikiran langsung melayang pada sosok sales, membawa barang dagangan di kanan kiri motor, menawarkan produk sana sini, dikejar-kejar target,wuah, pasti dalam hati langsung berkata “No!!!!masa sekolah tinggi-tinggi hanya jadi sales”. Hal ini didukung dengan para orang tua yang menanamkan bahwa pendidikan yang diberikan kepada anak-anak mereka nantinya sebagai bekal menjadi orang kantoran, duduk di belakang meja, ruangan ber-ac plus gaji gede. Wuah, impian semua orang kalau memang harapan tersebut bisa semuanya terkabul. Tapi ??benarkah kenyataan itu dirasakan. Banyak sekali keluhan-keluhan yang mampir di telinga penulis. “Pekerjaan hanya di kantor, ruangan ac tapi kenapa gak bosan-bosannya aku dihinggapi rasa cemas ??” seorang teman datang sambil mengeluh. “ Perlu refreshing, mungkin bisa membuatmu tenang!!” saran saya. “Sama saja, lagian mana ada waktu buat refreshing toh sepulang dari refreshing juga kayak gini lagi”. Senyum dan doa semoga kawan saya tersebut menemukan solusi yang tepat bagi dirinya sendiri. Sedikit kejam mungkin sebagai kawan saya tidak membantu apa-apa, sekedar saran refreshing semua orang pasti bisa. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa saya berharap kawan saya menemukan solusi yang tepat bagi dirinya sendiri merupakan hal yang paling tidak mudah. Tapi itu adalah kunci dari semua yaitu DIRI SENDIRI.

      Coba kita renungkan. Saat kita bayi, bukankah belajar tengkurap adalah kemauan kita sendiri karena ingin punya variasi gerak selain telentang sambil terkekeh kekeh apabila ayah dan ibu menggoda dengan mainan kesukaan kita. Kemudian ketika kita belajar berjalan, itu juga kemauan kita sendiri. Mulai dari berpegangan pada tepian meja lalu berdiri kemudian berjalan, tiba-tiba Gubrakk!!ibu menjerit. Tapi kita tetap pantang menyerah, terus dan terus belajar hingga bisa berlari menikmati luasnya dunia ini. Masih banyak lagi hal-hal yang seringkali tidak kita sadari telah kita lakukan hingga saat ini. Saya rasa tentang diri sendiri cukup anda sendiri yang bisa memahami. Ada baiknya kita kembali ke topik pemasaran. Ternyata sebagian besar hidup kita, terdiri atas peristiwa yang berkaitan dengan pemasaran. Entah anda setuju atau tidak sebagai contoh kawan saya tadi, dia menjual kemampuan dan ilmu pengetahuannya untuk pekerjaan di kantor, ruangan ber-ac, gaji gede bahkan menjual waktu refreshingnya demi mendapatkan satu kata cemas. Kadang saya sendiri juga bingung, kalau dikategorikan sukses, saya bukan orang sukses. Kalau dikategorikan sebagai penulis, saya cuma iseng-iseng saja di waktu longgar. Tapi apakah saya juga harus kejam pada hidup saya, haruskah saya menjual hidup dan hanya mendapatkan kecemasan. Anda mungkin juga sependapat dengan saya, semoga.

     Kalau begitu dalam keseharian kita jadi pemasar??jadi sales dong??kalau saya jawab bukan,jelas saya pembohong publik dan saya tidak mau jadi pembohong yang menjual rayuan. Pasti anda berkata dalam hati, menjual lagi, menjual lagi. Apa benar sehari-hari menjadi sales bagi diri kita sendiri ?? Mungkin itu jawaban yang lebih bijak buat kita semua sehingga pandangan tentang pemasaran tidak lagi mengarah hanya pada sales (tenaga penjual) tapi lebih kepada aplikasi dalam kehidupan yang lebih luas cakupannya.
Bukan penulis ingin memberikan pledoi terhadap pemasaran tetapi apa yang dibahas di atas hanya untuk membukakan cakrawala tentang pemasaran sehingga nantinya kita tidak lagi menjual hidup kita pada hal-hal yang tidak perlu bahkan mungkin merusak diri kita sendiri.

     Penulis memberi judul artikel ini HOW to PACKAGE (Bagaimana Mengemas) sehingga kita bisa mengatur hidup lebih bermakna bukan sekedar kemas jual. Semua orang bisa mengemas tapi mengemas yang berkualitas belum tentu semua orang mampu.

     Dengan sudut pandang/cakrawala yang telah terbuka luas kita dapat meraba-raba hidup kita mulai dari bangun tidur, beraktivitas sampai dengan tidur lagi. Percaya atau tidak dalam rangkaian satu hari beraktivitas anda dan saya banyak melakukan kegiatan mengemas dan tentunya menjual. Sebagai contoh saat bangun tidur kemudian mandi dan berganti baju, ini adalah contoh sederhana yang menjadi rutinitas kita sehari-hari. Kegiatan sesederhana itu kita lakukan bukan tanpa tujuan, salah satunya agar kita tampak menarik. Usaha untuk tampak menarik adalah cara kita mengemas diri kita sehingga apabila nanti berkomunikasi dengan kawan atau orang-orang sepanjang perjalanan kita tampil penuh percaya diri tanpa rasa cemas. Lagi-lagi kata cemas, tapi jujur bila mengakui lebih sering hidup kita, kita jual pada kecemasan. Dengan kegiatan mengemas kita tampil percaya diri. Mengemas sendiri mendapatkan percaya diri. Simpel dan tidak ada kata-kata cemas di sana. Bukankah itu lebih baik. Secara sederhana memang gampang diuraikan tapi hidup kan bukan sekedar mandi, dandan terus pergi aktivitas ? mungkin itu yang menjadi pertanyaan anda. Tanpa perlu melotot, daripada bola mata mencolot. Coba kita cermati, bukankah dengan hal sesederhana itu kita bisa menikmati aktivitas kita. Bukankah dengan berdandan kita tampil percaya diri bahkan bila di kaca sering kita merasa paling tampan/cantik (bila di kaca). Itu baru yang sederhana untuk aktivitas biasa, bagaimana jika kita tiba-tiba mendapatkan kesempatan bertemu dengan Bapak Presiden. Pasti heboh luar biasa.

     Ternyata kunci mengemas hidup adalah hal-hal kecil yang kita lakukan untuk diri kita sendiri dalam menghadapi kehidupan, seperti yang saya utarakan berupa doa untuk kawan saya tadi. How to Package your life, It’s all about yours. Bagaimana mengemas hidup anda, semuanya tergantung anda sendiri. Pilihannya mau menjual hanya kepada kecemasan atau pada percaya diri yang anda mulai dari diri sendiri. Saya hanya mengingatkan hal yang besar akan tiba jika anda mampu mengemas sendiri hal yang kecil dengan kualitas nomor 1, dipadu dengan rasa syukur kepada Tuhan menjadikan semuanya luar biasa. salam.
Terima kasih kepada sahabat Dans Nugros  <dnaz_nugros@yahoo.co.id>yang telah mengirimkan artikel ini. Kami tunggu kiriman selanjutnya.

http://www.resensi.net/bagaimana-mengemas-hidup/2010/10/#more-853

Jumat, 27 Januari 2012

14 Tips Untuk Memperbaiki Foto Landscape Anda

14 Tips Untuk Memperbaiki Foto Landscape Anda


Mungkin tips-tips ini ada yang terkesan 
kuno, oldies dan kurang "revolutionized"
tapi mungkin ini adalah tips-tips 
dasar yang bisa dipergunakan
sepanjang masa, terutama bagi
yang ingin memulai 
mendalami landscape Photography.
Dari tips-tips dibawah 

akan juga menyinggung 
beberapa hal lain,
seperti Rule of Third, 
Hyperfocal distance, dll 
yang hanya dijelaskan singkat 
krn bisa menjadi satu topik sendiri.

Semoga berguna.

1. Maksimalkan Depth of Field (DoF)

Sebuah pendekatan konsep normal dari sebuah landscape photography adalah "tajam dari ujung kaki sampai ke ujung horizon". Konsep dasar teori "oldies" ini menyatakan bahwa sebuah foto landscape selayaknya sebanyak mungkin semua bagian dari foto adalah focus (tajam). Untuk mendapatkan ketajaman lebar atau dgn kata lain bidang depth of focus (DOF) yang selebar2nya, bisa menggunakan apperture (bukaan diafragma) yang sekecil mungkin (f number besar), misalnya f14, f16, f18, f22, f32, dst.
Tentu saja dgn semakin kecilnya apperture, berarti semakin lamanya exposure.

 

Karena keterbatasan lensa (yang tidak mampu mencapai f32 dan/atau f64) atau posisi spot di mana kita berdiri tidak mendukung, sebuah pendekatan lain bisa kita gunakan, yaitu teori hyper-focal, untuk mendapatkan bidang fokus yang "optimal" sesuai dgn scene yang kita hadapi. Inti dari jarak hyper-focal adalah meletakan titik focus pada posisi yang tepat untuk mendapatkan bidang focus yg seluas-luasnya yg dimungkinkan sehingga akan tajam dari FG hingga ke BG.
Dengan DoF lebar, akibat penggunaan f/20 dan pengaplikasian hyper-focal distance untuk menentukan focus



Masih dgn pengaplikasikan hyper-focal untuk mendapatkan DoF yg seluas2nya

 2. Gunakan tripod dan cable release

Dari #1 diatas, akibat dari semakin lebarnya DOF yang berakibat semakin lamanya exposure, dibutuhkan tripod untuk long exposure untuk menjamin agar foto yang dihasilkan tajam. Cable release juga akan sangat membantu. Jika kamera memiliki fasilitas untuk mirror-lock up, maka fasilitas itu bisa juga digunakan untuk menghindari micro-shake akibat dari hentakkan mirror saat awal.




3. Carilah Focal point atau titik focus
Titik focus disini bukanlah titik dimana focus dari kamera diletakkan, tapi lebih merupakan titik dimana mata akan pertama kali tertuju (eye-contact) saat melihat foto.
Hampir semua foto yang "baik" mempunyai focal point, atau titik focus atau lebih sering secara salah kaprah disebut POI (Point of Interest). Sebetulnya justru sebuah landscape photography membutuhkan sebuah focal point untuk menarik mata berhenti sesaat sebelum mata mulai mengexplore detail keseluruhan foto. Focal point tidak mesti harus menjadi POI dari sebuah foto.
Sebuah foto yang tanpa focal point, akan membuat mata "wandering" tanpa sempat berhenti, yang mengakibatkan kehilangan ketertarikan pada sebah foto landscape. Sering foto seperti itu disebut datar (bland) saja.
Focal point bisa berupa berupa bangunan (yg kecil atau unik diantara dataran kosong), pohon (yg berdiri sendiri), batu (atau sekumpulan batu), orang atau binatang, atau siluet bentuk yg kontrast dgn BG, dst.
Peletakan dimana focal point juga kadang sangat berpengaruh, disini aturan "oldies" Rule of Third bermain.
Pada contoh foto dibawah, focal point adalah org berpayung yang berbaju merah


Focal point pada contoh foto dibawah adalah pada org berperahu disisi kiri
 

Focal point adalah pada matahari dan pantulannya di sawah.

  
 
Focal point adalah petani dan kerbaunya.


4. Carilah Foreground (FG)
Foreground bisa menjadi focal point bahkan menjadi POI (Point of Interest) dalam foto landscape anda.
Oleh sebab itu carilah sebuah FG yang kuat. Kadang sebuah FG yang baik menentukan "sukses" tidaknya sebuah foto landscape, terlepas dari bagaimanapun dasyatnya langit saat itu.
Sebuah object atau pattern di FG bisa membuat "sense of scale" dr foto landscape kita.




 Apapun bisa menjadi object yg kuat di FG, dari boat, rumput hingga batu & bintang laut 


5. Pilih langit atau daratan

Langit yang berawan bergelora, apalagi pada saat sunset atau sunrise, akan membuat foto kita menarik, tapi kita tetap harus memilih apakah kita akan membuat foto kita sebagian besar terdiri dari langit dgn meletakan horizon sedikit dibawah, atau sebagian besar daratan dgn meletakkan horizon sedikit dibagian atas.
Seberapa bagus pun daratan dan langit yang kita temui/hadapi saat memotret, membagi 2 sama bagian antara langit yang dramatis dan daratan/FG yang menarik akan membuat foto landscape menjadi tidak focus, krn kedua bagian tersebut sama bagusnya.

Komposisi dgn menggunakan prisip "oldies" Rule of Third akan sangat membantu. Letakkan garis horizon, di 1/3 bagian atas kalau kita ingin menonjolkan (emphasize) FG nya, atau letakkan horizon di 1/3 bagian bawah, kalau kita ingin menonjolkan langitnya.

Tentu saja hukum "Rule of Third" bisa dilanggar, andai pelanggaran itu justru memperkuat focal point dan bukan sebaliknya. Juga tidak selalu dead center adalah jelek.

 

Pelangaran "Rule of Third" yang meletakkan horizon jauh di bawah, tapi justru menguatkan focal point
 

Pelanggaran Rule of Third yang membagi 2 sama antara langit dan bumi

 

Foto kiri : Apakah ini masuk dalam Rule of Third...karena 3 elemen, bumi, gunung dan langit atau justru membagi 2 sama  bagian 2 sama bagian kalau dianggap hanya bumi dan BG (gunung + langit) ?

Foto kanan : Apakan ini masuk dalam Rule of Third ... karena ada pengambilan angle dan komposisi yang memposisikan batu melintang secara horizontal dari ujung atas kiri ke ujung bawah kanan ?  

 

Seperti yang disebutkan diatas, rule kadang dibuat untuk dilanggar. Semua sah-sah saja, asal tujuan kita untuk mendapatkan sebuah focal point tercapai. 

6. Carilah Garis/ Lines/ Pattern

Sebuah garis atau pattern bisa membuat/menjadi focal yang akan menggiring mata untuk lebih jauh mengexplore foto landscape anda. Kadang leading lines atau pattern tersebut bahkan bisa menjadi POI dari foto tersebut.
Garis-garis, juga bisa memberikan sense of scale atau image depth (kedalaman ruang).
Garis atau pattern bisa berupa apa saja, deretan pohon, bayangan, garis jalan,tangga, tepi danau/laut,dst.
Hanya dengan seringnya melakukan hunting atau photo trip, kita akan terbiasa melihat lines?shape dan pattern yang terkadang tersamarkan atau berbaur dengan alam atau lingkungannya. Angle dan komposisi dapat memperkuat sebuah leading lines atau shape yang ada.
Foto kiri : lines
Foto kanan : pattern 

 

Lines and shape

  

7. Capture moment & movement

Sebuah foto Landcsape tidak berarti kita hanya menangkap (capture) langit, bumi atau gunung, tapi semua elemen alam, baik itu diam atau bergerak seperti air terjun, aliran sungai, pohon2 yang bergerak, pergerakan awan, dst, dapat menjadikan sebuah foto landscape yang menarik.
Sebuah foto landscape tidak harus mengambarkan sebuah pemandangan luas, seluas luasnya, tapi sebuah isolasi detail, baik object yang statis maupun yg secara dinamis bergerak, bisa menjadi sebuah subject dari sebuah foto landscape. Untuk itu lihat #13.

 


8. Bekerja sama dengan alam atau cuaca

Sebuah scene dapat dengan cepat sekali berubah. Oleh sebab itu menentukan kapan saat terbaik untuk memotret adalah sangat penting. Kadang kesempatan mendapat scene terbaik justru bukan pada saat cuaca cerah langit biru, tapi justru pada saat akan hujan atau badai atau setelah hujan atau badai, dimana langit dan awan akan sangat dramatis.

Selain kesabaran dalam "menunggu" moment, kesiapan dalam setting peralatan dan kejelian dalam mencari object dan Focal Point seperti awan, ROL (ray of light), pelangi, kabut, dll. 

  

9. Golden Hours & Blue hours
Pada normal colour landscape photography, saat terbaik biasanya adalah saat sekitar (sebelum) matahari terbenam (sunset) atau setelah matahari terbit (sunrise).

Golden hours adalah saat, biasanya 1-2 jam sebelum matahari terbenam (sunset) hingga 30 menit sebelum matahari terbenam, dan 1-3 jam sejak matahari terbit, dimana "golden light" atau sinar matahari akan membuat warna keemasaan pada object.
Selain itu, saat golden hours juga akan membuat bayangan pada oject, baik itu pohon, atau orang menjadi panjang dan bisa menjadi leading lines spt yg disebutkan pada #6 diatas.
Jika kita memotret pada saat golden hours sudah lewat, atau pada saat matahari sudah terik, biasanya hasilnya akan flat atau harsh lightingnya krn matahari sudah jauh diatas.
Ini berlawananan dgn IR landscape photography yg tidak mengenal golden hours, dimana saat terbaik justru pada saat tengah teriknya matahari.
Blue hours adalah beberapa saat, biasanya hingga 20-30 menit setelah matahari terbenam (sunset), dimana matahari sudah tebenam, tapi langit belum gelap hitam pekat. Pada saat ini langit akan berwarna biru.

Jadi adalah kurang tepat, bahwa pada saat matahari sudah terbenam dan langit mulai gelap (oleh mata kita), kita langsung mengemas/beres2 gear/tripod kita. Justru pada saat ini kita bisa mendapatkan sebuah scene yang bagus dimana langit akan berwarna biru dan tidak hitam pekat. Biasanya dgn long exposure, awan pun (walau kalau kita lihat dgn mata telanjang sdh tidak tampak) masih akan terlihat jelas dan memberikan texture pada birunya langit.

Sunrise
  Before Sunset
 
  Golden Hours
 
  BlueHours


10. Cek Horizon
Walaupun sekarang dgn mudah kesalahan ini dapat di koreksi dgn image editor tapi saya masih berkeyakinan "get it right the first time" akan lebih optimal.
Ada 2 hal terakhir saat sebelum kita menekan shutter:
- Apakah horizonya sudah lurus, ada beberapa cara untuk bisa mendapatkan horion lurus saat eksekusi di lapangan, lihat #12

- Apakah horizon sdh di komposisikan dgn baik, lihat #5 untuk pengaplikasian Rule of third. Peraturan/rule kadang dibuat untuk dilangar, tapi jika scene yang akan kita buat tidak cukup kuat (strong) elementnya, biasanya Rule of Third akan sangat membantu membuat komposisi menjadi lebih baik. Memang dgn croping nantinya di software pengolah gambar, kita bisa memperbaikinya. Tapi kalau tidak dgn terpaksa, lebih baik pada saat eksekusi kita sudah menempatkan horizon pada posisi yang sebaiknya.


Contoh foto dibawah adalah salah satu dr foto yang saya ambil amannya (save) untuk posisi horizon pada saat eksekusi. Oleh krn itu horizon saya letakkan pas ditengah saja, dgn harapan pada saat itu, saya bisa melakukan cropping nantinya (baik dicrop bagian atas atau pun bagian bawah).
 


 
11. Ubah sudut pandang/angle/view anda
Kadang kita terpaku dgn sudut pandang atau angle yang umum kita lakukan, atau mungkin kalau kita mengunjungi suatu tempat yang sering kita lihat fotonya baik itu dimajalah atau website seperti di FN ini, kita menjadi "latah" dan memotret dgn angle yang sama.
Banyak cara untuk mendapatkan fresh point of view. Tidak selamanya "eye-level angle" (posisi normal saat kita berdiri) dalam memotret itu yang terbaik. Coba dgn high-angle (kamera diangkat diatas kepala), waist-level angle, low level, dst, coba berbagai format horizontal dan/atau vertikal.

Atau mencoba mencari spot atau titik berdiri yang berbeda atau tempat yang berbeda, misalnya dari atas pohon (ada memang fotografer senior yang saya kenal yang senang memanjat pohon untuk utk mendapatkan view yg berbeda, dan hasilnya memang berbeda dan unik), atau mencoba berdiri lebih ketepi jurang, atau bahkan tiduran ditanah... tentu saja dgn lebih mengutamakan keselamatan anda sendiri sbg faktor yang lebih utama dan menghitung resiko yang mungkin didapatkan.

Satu hal yang harus dipahami, mencoba dengan sudut pandang yang berbeda tidak selalu otomatis gambar kita akan lebih bagus atau lebih baik, tapi begitu sekali anda mendapatkan yang lebih bagus, dijamin pasti berbeda dgn yang lain.
Dengan sering ber-experimen dgn berbagai angle, lama-kelamaan insting anda akan terlatih saat berada di lapangan untuk mendapatkan tidak hanya angle yang bagus, tapi juga berbeda.
Jangan memotret berulang2 pada satu titik/spot. Cobalah untuk bergeser beberapa meter kesamping atau kedepan, atau bahkan berjalan jauh.
Juga sesekali coba untuk menoleh kebelakang untuk melihat, kadang bisa mendapatkan angle yang menarik dan berbeda.
3-5 exposure/jepretan pada satu titik dan "move on, change spot, change orientation (landscape <-> portrait), look back, change lenses".

Terutama jika anda sering travelling, baik itu ke tempat yang sudah umum atau ke tempat yang jarang di kunjungi fotografer. Ada kalanya kita ada pada suatu spot dimana foto dari lokasi itu sudah merupakan lokasi "sejuta umat" dimana ratusan bahkan ribuan fotografer pernah memotret di spot yg sama dan menghasilkan foto yang mirip atau beda-beda tipis.
Gunakan foto-foto yang sering anda lihat tersebut sebagai referensi, pelajari dan aplikasikan tekniknya dan coba menemukan sesuatu yang berbeda. Make a difference.
Kalau tidak keberatan tiduran sejenak di aspal

Kalau tidak keberatan tiduran sejenak dibawah unta yg disekitarnya dipenuhi kotoran unta

 

Kalau tidak keberatan sejenak berjalan-jalan mencari spot di bantaran sungai yang merupakan WC umum penduduk setempat 
 
Kalau tidak keberatan sejenak mempertaruhkan nyawa dgn berdiri dan memasang tripod tanpa harness di tebing miring curam tanpa pagar pengaman dgn lautan Pacifik ada 200m dibawah


Kalau tidak keberatan berpanas-panas (50 C) sepanjang hari di tengah padang pasir  Thar (India-Pakistan)



12. Pergunakan peralatan bantu

Penggunaan beberapa peralatan bantu dibawah akan sangat membantu untuk mendapatkan foto landscape yang lebih baik.
  • CPL filter : untuk lebih memekatkan/ saturasi warna, memekatkan warna biru pada langit, menghilangkan pantulan, dst.

 
  • ND filter : Untuk menurunkan exposure, untuk mendapatkan slow exposure speed. Dari ND2, ND4, ND8. ND400 hingga ND1000
  • Graduated ND filter :Untuk menyeimbangkan exposure antara bagian atas dan bawah, misalnya antara langit dan daratan. Dari ND 0.1, 0.2, 0.3, 0.6 hingga 1.2

 Ada 2 type Graduated ND: Soft Edge & Hard Edge



  • Graduated color filter, seperti graduated Sunset, Graduated Tobacco, Graduated Blue Fluorescent, dsb, dengan berbagai kepekatan dan type (mirip dgn normal Graduated ND)
  • Bubble level : Untuk mendapatkan horizon yang level/datar sempurna. Bisa juga menggunakan grid pada view finder atau menggunakan focusing screen yang mempunyai grid.

Memang dgn semakin mudahnya penggunaan software dan semakin canggihnya feature software pengolah gambar untuk memperbaiki/koreksi kesalahan pada saat eksekusi yang bisa mengatasi kesalahan exposure atau kemiringan horizon, penggunaan alat2 tersebut diatas kadang terasa kurang diperlukan, tapi umumnya "get it right the first time" akan bisa menghasilkan foto yang lebih baik dan natural, dibandingkan kalau foto itu harus dipermak habis-habisan nanti hanya agar bisa tampak "baik".
Jika sudah melakukan segalanya dgn baik dan benar, akan lebih terbuka luas lagi kemungkinannya untuk mengolahnya dgn lebih sempurna nantinya.

Contoh foto penggunaan grad ND
Pada foto kiri, digunakan Grad ND Hard-edge 0.9 dengan posisi batas gelap terang hampir level/ rata, sedangkan pada fotokanan, denganGrad ND soft-edge 0.6, tapi peletakan batas gelap terangnya dimiringkan (titled) sesuai batas2 tebing.
 13. Lensa yang dipergunakan
Kadang sering ada asumsi bahwa sebuah foto landscape itu harus menggunakan lensa yang selebar mungkin. Tapi dalam membuat sebuah foto landscape, semua lensa dapat dipergunakan, dari lensa super wide (14mm, 16mm, dst), wide (20mm - 35m), medium, (50mm - 85mm), hingga tele/super tele (100mm - 600mm). Semua range lensa bisa dan dapat dipergunakan.
Semua itu tergantung atas kebutuhan dan scene yang kita hadapi. Lensa wide/super wide kadang dibutuhkan jika kita ingin merangkum sebuah scene seluas-luasnya dgn memasukan object yang banyak atau yang berjauhan atau ingin mendapatkan perspektif yg unik.Tapi kadang sebuah tele bisa digunakan untuk mengisolasi scene sehingga lebih un-cluttered, simple dan focus.
Jika tiba pada suatu lokasi/spot, usahakan mencoba dgn semua lensa yang anda bawa. Jangan terpaku pada satu lensa dan memotret berulang-ulang.
Kadang diperlukan kejelian, untuk melihat dan mencari suatu bentuk unik atau pattern dari luasnya sebuah scene landscape, sehingga kita dapat meng-isolasi dgn menggunakan lensa yang tepat. Hanya dengan sering memotret dan menghadapi berbagai scene di berbagai kondisi yang dapat mengasah insting anda, baik itu object apa yang harus dicari ataupun lensa apa yg harus dipergunakan.


Penggunaan lensa yg tidak standard seperti fish-eye (baik itu yang diagonal maupun yang full-circular) bisa juga mendapatkan view yang menarik, tentu dgn pengunaan pada saat yang tepat. Tidak selalu penggunaan fish-eye menghasilkan foto yg "bagus" walau memang berbeda.

Contoh foto landscape dgn lensa 200mm



Contoh foto landscape dgn lensa 300mm

Penggunaan lensa fish-eye 

14. Persiapkan diri dan sesuaikan peralatan

Walau ini tidak berhubungan langsung, tapi kadang sangat menentukan. Sering kali kita membutuhkan research atau tanya dulu kiri kanan, baik itu dgn googling atau bertanya dgn fotografer yang sudah pernah kesana ke satu lokasi sebelumnya, terutama jika mengunjungi tempat yang berbeda jauh iklim maupun cuacanya, krn itu akan menentukan kesiapan kita baik fisik maupun peralatan yang harus dibawa, baik itu peralatan fotografi maupun peralatan penunjang.

Cek ulang dan test semua camera dan lensa yang akan dibawa.
Akan lebih baik kalau semua perlataan yang akan dibawa dalam keadaan bersih, baik itu lensanya, filter2 maupun kamera (sensor) nya.

Membawa semua lensa yang kita punya kadang tidak bijaksana. Mungkin suatu trip hanya membutuhkan satu atau dua lensa saja, atau justru membutuhkan lebih dr itu krn kita sudah mempunyai gambaran atau informasi atau trip tersebut merupakan pengulangan trip yg sudah pernah dilakukan.

Mengetahui alam dan lingkungan dan adat (jika ada penduduknya) dari lokasi pemotretan juga akan sangat membantu.
Bahkan kadang dgn membawa peta (atau mungkin GPS) akan membantu kita menemukan suatu tempat atau spot, khususnya bila kita hunting di daerah ayng tidak ketahui atau lokasi yang kita tidak hapal.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah melindung seluruh peralatan yang anda bawa selama photo trip/hunting, baik itu hanya day-trip, overnight trip atau trip berhari-hari bahkan berminggu-minggu.
Sebelum berangkat, pastikan anda memilki check-list perlaatan apa saja yg anda bawa. Catat juga semua model dan serial numbernya. 
Untuk kiat-kiat melindungi peralatan/gear anda:
  • _ Simpanlah peralatan kamera anda dalam tasnya jika tidak dipergunakan. Beli dan pergunakanlah padlock/gembok dgn kualitas yang cukup baik untuk menguncinya.
  • _ Jika anda menginap diasuatu hotel/ motel/ hostel, jangan tinggalkan peralatan anda tergeletak diatas meja atau di atas tempat tidur jika meninggalkan kamar, walau hanya sebentar, misal untuk keluar makan. Masukkan kembali kedalam tas dan kuncilah.
  • _ Jika anda menginap di suatu cottage (biasanya didaerah pantai) atau hotel dengan kamar dilantai dasar, dengan jendela yang dapat terbuka, jangan meletakkan tas anda dekat jendela, baik saat meninggalkan kamar atau pada saat anda tidur. Tas dapat dengan mudah di “kail/pancing” dari luar.
  • _ Untuk peralatan lain seperti laptop, gunakan pengaman laptop , seperti kabel pengaman laptop (Notebook lock) buatan Kensington, jenis Microsaver, yang dapat di ikatkan/ dilingkarkan ke suatu benda yang fix/ tetap seperti meja kayu, atau tiang besi.
  • _ Pengalaman saya di negara2 dunia ketiga (bukan Indonesia), tidak bijaksana untuk membawa backpack kamera anda untuk memotret. Biasanya yang saya lakuakan adalah saya menggunakan kamera bag hanya untuk media transportasi peralatan saya, missal dari satu kota/tempat ke tempat yang lain. Untuk hunting saya mempergunakan kamer a bag yang lebih kecil atau kamera holder seperti  Toploader/Topload. Kadang2 didaerah yang rawan, adanya kamera backpack dipunggung anda hanya mengiklankan dan mengundang orang2 jahat.
  • _ Jika anda terpaksa harus meninggalkan seluruh atau sebagian peralatan anda dalam tas backpack, baik dikamar hotel atau mobil, selain dikunci gembok/padlock, gunakan jaring besi pengaman seperti Pacsafe yang sangat kuat melindungi keseluruhan backpack anda dengan prinsip kerja yang sama seperti pelindung laptop yaitu dengan dikaitkan/lingkarkan kesuatu benda yang fix seperti tiang besi, kursi mobil, kayu tempat tidur atau meja.
  • _ Sangat penting untuk mengetahui informasi tentang keadaan sekitar suatu tempat tujuan dari orang-orang setempat, baik tentang cara menuju kesana, situasi keamanan atau daerah yang harus dihindari, misalnya dari resepsionis, penjaga pintu/doorman, dll. Sering bertanya, sehingga multiple source adalah lebih berguna dari single source.
  • _ Jangan malas-malas, untuk sering-sering melakukan check-count/list atas semua peralatan yang dibawa, misalnya setiap malam sebelum tidur, sambil bersih2 peralatan/lensa. Jadi kalau ada satu item yang hilang dapat diketahui lebih awal… bukannya pada akhir perjalanan setelah tiba dirumah atau meninggalkan tempat tersebut.

Catatan:
  • _ Semua foto-foto yang dipergunakan sebagai contoh adalah foto sendiri, kecuali foto ilustrasi perbandingan CPL, tabel & type Grad ND #12 dan foto pacsafe pada #14
  • _ Semua foto-foto yang terpampang pada dokumen ini adalah hak milik Intellectual Property (IP) copyright dari Yadi Yasin, dilarang meng-copy atau memindahkan kedalam bentuk, atau format atau media apapun tanpa persetujuan tertulis (written consent) dari Yadi Yasin.
  • _ Semua foto yang ditampilkan tanpa burning, dodging, layering, tanpa pengurangan atau penambahan unsur foto lain atau manipulasi lain, selain hanya adjust contrast, saturasi/tone/curve atau ubah menjadi bw/sepia.
  • _ "14 Tips Untuk Memperbaiki Foto Landscape Anda" ini boleh diedarkan, dengan syarat tanpa adanya perubahan/ modifikasi apapun, baik pada foto maupun tulisan/text-nya. 

http://www.focusnusantara.com/articles/14_tips_untuk_memperbaiki_foto_andscape_anda_1.php