Jumat, 30 Maret 2012

Motivasi untuk Pria Pejuang Cinta





Tulisan ini aku peruntukan bagi pria yang menyukai seorang wanita tapi tidak berani mengutarakannya. Bagi pria yang merasa minder dengan wanita pujaannya. Terutama bagi pria yang takut ditolak cintanya. Tulisan ini aku peruntukkan bagi pria yang sudah memiliki keyakinan yang kuat bahwa wanita dicintainya adalah jodohnya tetapi dia tidak memiliki keberanian untuk menyatakannya.

Tulisan ini adalah hasil pengalaman pribadi, wawancara, uji coba, dan pengamatan penulis selama bertahun-tahun.

Dalam masalah mencari jodoh, kita jangan menyerahkan sepenuhnya pada Allah tanpa mau berusaha. Ingat bahwa pertolongan Allah hanya akan datang ketika kita sudah berusaha dengan maksimal. Urutannya kan jelas:Doa, Ikhtiar (berusaha), sabar, lalu tawakal. Itu yang aku yakini. Begitu juga dalam masalah jodoh. Kita berdoa, kita berusaha mencari jodoh kita, kita berusaha mengomunikasikan perasaan kita, kita sabar dalam proses yang sedang dilakukan, lalu kita tawakal pada Allah terhadap hasilnya.

Inti tulisan saya ini adalah: pertama, bagaimana memotivasi seorang pria yang belum ada keberanian menyatakan cinta, jadi berani menyatakan cinta. Kedua adalah dia harus memiliki kesiapan mental ketika dia ditolak. Bahwa ditolak bukan berarti peluang dia mendapatkan wanita pujaannya itu sudah tertutup. Banyak sekali teman saya, saudara saya membuktikan bahwa ketika seorang pria ditolak, tetapi dia tidak mundur, tetapi terus menjalin hubungan dengan wanita pujaannya, lalu dia menembak lagi, ditolak lagi, tetapi dengan ditolaknya itu tidak membuat dia berhenti menunjukkan rasa sayangnya dan cintanya, hampir semua teman-teman dan saudara-saudara saya tadi mendapatkan wanita pujaannya. Dari semua kejadian tersebut saya menyimpulkan bahwa ketika seorang pria serius menunjukan secara istiqamah rasa cintanya, maka dia punya peluang sangat besar mendapatkan hati wanita pujaan hatinya.

Ketika seorang pria merasa cocok dengan seorang wanita, Pria tersebut  merasa wanita tertentu cocok untuk dijadikan istrinya, lalu si pria sholat istiharoh. Setelah melakukan sholat itu bertambah yakin dia dengan wanita tersebut. Maka yang harus dia lakukan selanjutnya adalah mengkomunikasikan rasa cintanya itu pada wanita tersebut.

Ketika misalnya seorang pria ditolak, ada pria yang langsung menyerah dan mencari wanita lain. Tetapi banyak pula pria yang terus berusaha. Dia terus malakukan pendekatan, terus memberikan perhatian, dan kebanyakan dari mereka, setahu saya berhasil mendapatkan wanita pujaannya. Salah satu contohnya: Saya lupa lagi namanya, anggaplah namanya mas budi. dia ngontrak kamar di rumah saya di Garut. Dia suka sama teman kakak saya. Dia lalu melakukan pendekatan kepada teman kakak saya dan akhirnya dia nyatakn perasaan. Sialnya, dia ditolak. Tetapi dia tidak patah semangat. Dalam hatinya dia yakin bahwa teman kakak saya itu adalah jodohnya. Lalu hampir tiap pekan dia kerumah teman kaka saya, anggaplah namanya putri.
Si putri ini selalu bersembunyi kalau budi datang. Dia suruh anggota keluarganya mengatakan dia keluar. Padahal dia sembunyi. Tetapi si budi ini tidak patah semangat. Dia terus mendatangi rumah si putri. Sampai berbulan-bulan.

Akhirnya si budi pasrah. Dia pindah kerja ke bandung. Tahu Tidak apa yang terjadi dengan si putri? Dia yang tadinya sebel, benci, ilfill sama si budi, tiba-tiba muncul rasa rindu. Muncul rasa kangen. Yang tadinya sering diperhatikan si budi berbulan-bulan, tiba-tiba hilang. Di lain tempat, si budi di bandung merasa kehilangan pujaan hatinya. Dia tidak betah kerja di bandung. Akhirnya dia kembali ke garut setelah sekitar 1 bulan di bandung.

Ketika dia coba menemui rumah si putri, si putri berubah sikapnya. dia menemui si budi. Satu bulan dari ketemuan itu, mereka memutuskan menikah.

Cerita diatas baru satu kasus yang aku temui, ada banyak sekali kasus lain yang serupa yang aku temui.
Jadilah laki2 yg brprinsip dan berkarakter. Jangan takut ditolak, Ditolaknya seorang pria oleh wanita pujaannya, ada dua kemungkinan menurut saya: pertama, mungkin dia bukan jodoh terbaiknya maka Allah ingin mempertemukn dengan yang lebih baik di mata-Nya. Kedua, mungkin dia jodohnya, tetapi Allah ingin menguji dia, atau si wanitanya ingin menguji si prianya, seberapa besar cintanya. kan ada tuh lagu yang berbunyi “…buktikanlah kau cinta padaku, buat aku tergila-gila padamu… kuingin tahu kesungguhanmu sebelum bilang I Love You..”

Kebanyakan cewe berpola pikir:
cewe akan lebih memilih cowo yang sudah terbukti mencintainya dari pada cowo yang dia cintai tapi cowo (yang dia cintai itu) kurang memberikan bukti dan keseriusan cintanya pada cewe tersebut.”
Sekuat-kuatnya seorang cewe menolak kamu, kalau kamu terus menerus menunjukan keseriusanmu dan pantang menyerah, dia akan menerimamu. Dia akan memulai mencintaimu juga.
Kalau kau suka sama cewe, kalau kau merasa yakin dia adalah jodohmu,
KAMU HARUS BERANI MENEMBAK DIA, UTARAKAN ISI HATIMU. PERCAYA DIRI SAJA.
DITOLAK ITU ADALAH KESUKSESAN YANG TERTUNDA.” Jangan patah hati. Terus buktikan ketulusan cinta dan sayangmu padanya dan tunjukan bahwa kau perhatian padanya. Terus buktikan padanya bahwa kamu serius mencintai dan menyayanginya. Lalu tembak lagi dia, tembak lagi dia, tembak lagi dia, sampai kau diterima.

Strategi menghadapi penolakan:

Kalau kau ditolak cewe:
  1. minta dia untuk jadi temanmu atau sahabatmu, ini supaya kau tetap punya akses sms atau telpon dia. Biar memudahkan kamu pendekatan. Kau berikan dia perhatian, tunjukan kalau kau sayang dan cinta dia. Berikan dia kejutan-kejutan yang membahagiakan dia tapi yang sederhana saja.
  2. Kamu lakukan pendekatan ulang berkedok persahabatan/ pertemanan itu selama sekitar sebulan, lalu kau utarakan lagi perasaanmu, kau tembak lagi dia.
  3. dilolak lagi? Ya ampun….. kembali ke poin ke-1, terus kau pendekatan lagi, lalu sekitar sebulan. Lalu kau tembak lagi dia. Ditolak ulang? Tetap semangat, kemnali ke poin 1, lalu kau tembak lagi dia. Lakukan sampai kau diterima.
  4. bagaimana kalau dia menjauhimu? Kamu harus terus berusaha mendekati dia. Cari cara mendekati dia. Terus berpikir cari cara mnedekati dia. Kirim sms, telpon, kirim surat, dll. Terus berjuang. Terus buktikan kalau kamu serius ma dia. Kalau kau sayang ma dia. Kalau kau perhatian ma dia.

Tapi ingat: JANGAN KETERLALUAN, PILIHLAH HAL-HAL YANG SEDERHANA SAJA KETIKA PENDEKATAN. PILIH HAL-HAL YANG SIMPEL AJA. YANG PENTING KAMU MELAKUKAN ITU DENGAN TULUS. HANYA INGIN MEMBUATNYA BAHAGIA DAN SENANG. BERIKAN HAL-HAL YANG BISA MEMBUATNYA SENANG DAN MEMBAHAGIAKANNYA.

WANITA ADALAH MAKHLUK YANG SERING  banyak MENGGUNAKAN PERASAAN KETIKA MEMUTUSKAN SESUATU. Hal ini membuat mereka tidak tegaan. Kalau ada pria yang tulus mencintainya. Terus-terusan menembak dia tapi selalu dia tolak. Lama-kelamaan wanita tidak tegaan dan akhirnya memulai untuk menerima pria tersebut dan memulai mencoba mencintainya.

Kalau kamu cinta ma dia, jangan pendekatan sama dia saja. Coba kamu dekati sahabat-sahabatnya dan saudaranya. Karena dari sahabat-sahabatnya itulah kamu akan tahu apa-apa yang dia sukai, apa-apa saja yang bisa membuat dia bahagia. Apa-apa saja yang bisa membuatnya senang. Apa-apa saja yang dia ingin punya tetapi belum dia punya. Apa-apa saja yang dia benci, tipe cowo seperti apa yang dia suka, apa-apa saja hal yang harus jangan kamu lakukan. Kamu akan tahu juga hobi dia itu apa. Kebiasaan-kebiasaan dia, dan banyak hal lainnya.

Saya menyarankan Anda untuk mengetahui hal-hal seperti apa yang disuka, dibenci, dan lain-lain itu, bukan berarti dia harus kehilangan jatidiri Anda dengan melakukan segala yang disenangi si cewe dan tidak melakukan yang tidak disenangi si cewe. Informasi-informasi itu sangat dibutuhkan guna sebagai petunjuk bagi Anda dalam melakukan pendekatan. Saya akan beri contoh kasus nyata: ada seorang teman cewe, dia tidak suka sama cowo yang terlalu cemburuan, dan harus tahu segala sesuatu tentang keadaan dia sehari-hari. dia suka sama cowo yang berwawasan luas, dan suka melakukan backpacker. Ada beberapa cowo yang melakukan pendekatan sama dia, semuanya dia tolak. Lalu ada seorang cowo yang suka sama dia. Cowo itu tidak langsung nembak ini cewe, tapi coba mencari tahu tentang si cewe. Dia berteman dengan sahabat-sahabat si cewe. Dia kenali seperti apa lingkungan si cewe. Dari informasi2 itu, dia melakukan pendekatan yang tepat yang pas dihati si cewe dan hasilnya dia diterima.

INGAT: KALAU MASIH PENDEKATAN, JANGAN KELUARKAN GOMBALAN-GOMBALANMU.GOMBALAN ITU HANYA BOLEH KAMU BERIKAN PADANYA KALAU KAMU DAN DIA SUDAH JADIAN. KALAU KAMU GOMBAL PADA SAAT PENDEKATAN, KEBANYAKAN WANITA JUSTRU AKAN MENJAUHIMU. LEBIH BAIK UTARAKAN BERBICARALAH SETULUS-TULUSNYA, SEJUJUR-JUJURNYA.

INGAT: KEBANYAKAN WANITA MEMILIKI KEMAMPUAN MENDITEKSI KEBOHONGAN HANYA DENGAN MELIHAT GAYA TUBUH DAN MATA KETIKA KAMU BERBICARA. Kalau kamu mau bohong, lebih baik di telpon atau sms. Tapi jangan sering-sering. Sebisa mungkin dalam masa pendekatan, jangan berbohong. Tulus saja, jujur saja. Kalau kamu tulus dan jujur, itu akan memberikan nilai positif dirimu dihatinya.

Ketika kamu menembaknya, utarakan juga kalau kamu ingin mengenal dia lebih dalam sebelum kamu mengkhitbah/ melamarnya. Utarakan keseriusanmu untuk melanjutkan hubungan ini ke jenjang pernikahan. Hal ini penting, karena KEBANYAKAN WANITA LEBIH MEMILIH PRIA YANG PUNYA KOMITMEN SERIUS MELANJUTKAN ke jenjang  PERNIKAHAN daripada yang pria yang hanya ingin pacaran saja, tidak memiliki komitmen menuju pernikahan.

Menembak wanita berkali-kali akan ditafsirkan oleh wanita sebagai bentuk keseriusan si Pria padanya. Bisa juga di tafsirkan sebagai bukti bahwa pria tersebut mencintainya.
Setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan, memiliki kebaikan dan keburukan. So, percaya diri saja. Sehebat-hebatnya cewe dimatamu, Aku yakin kau punya kelebihan dan kebaikan di banyak hal daripada dia. Ingat kamu adalah Pria.

PRIA ITU HARUS BERANI: Berani memulai, berani mengambil resiko, berani berpikir, berani bertanggungjawab, berani bermimpi, berani bertindak, berani mengutarakan isi hati, berani melamarnya, berani mengajaknya menikah. Apakah kamu Pria? Atau Pria jadi-jadian?

INGAT: KAMU ITU PRIA…. PRIA ITU HARUS BERANI MENYATAKAN CINTA, BERANI DITOLAK, DAN BERANI MENYATAKAN CINTA LAGI SAMPAI DITERIMA.

Di ambil dari :

Minggu, 11 Maret 2012

Apakah Anda Diizinkan Masuk Kantor Hari Ini?





Catatan Kepala: ”Fakta bahwa kita diizinkan masuk ke kantor merupakan sebuah anugerah tak ternilai. Sedangkan bagaimana kita menjalani aktivitas kerja merupakan gambaran rasa syukur kita atas anugerah itu.”
 
Bisakah Anda membayangkan bagaimana seandainya pagi ini satpam kantor menghentikan Anda didepan pintu kantor. Lalu mengatakan; “Maaf, Anda sudah tidak punya akses lagi ke kantor ini….” Pertanyaannya serem banget ya? Bergantung bagaimana Anda menilianya sih. Jika mau fokus pada seramnya, ya bikin seram. Tapi jika berfokus pada awareness alias kesadaran, maka bukan keseraman yang kita dapatkan. Melain rasa syukur tentang betapa besarnya anugerah bisa masuk kantor yang hari ini kita dapatkan. Bukankah tidak semua orang diizinkan masuk kedalam kantor Anda?  
 
Lega sekali rasanya bisa kembali memiliki akses ke blog saya www.dadangkadarusman.com. Selama lebih dari seminggu sebelumnya saya tidak bisa login.  Selama ini, saya sering merasa bahwa memang sudah seharusnya blog itu menerima saya kapan saja mau masuk kedalamnya. Namun ternyata, saya tidak bisa selamanya memiliki priviledge itu. Sebagai orang kantoran, kita juga sering merasa bahwa sudah selayaknya kantor tempat kita bekerja itu memberi kita akses kapan saja kita ingin memasukinya. Namun ternyata; kita tidak benar-benar memiliki keistimewaan itu. Sehingga boleh jadi, ada suatu hari dimana kita tidak lagi boleh memasukinya. Maka sepatutnya kita gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya, untuk menunjukkan bahwa kita memang layak memperoleh kepercayaan itu selama mungkin. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar mengoptimalkan kesempatan itu, saya ajak memulainya dengan menerapkan 5 prinsip Natural Intelligence (NatIn™)berikut ini:  
 
1.      Menyadari jika kita ini seperti bertamu. Hanya dimasa-masa awal saja kita merasa betapa bernilainya pekerjaan kita. Bertahun-tahun kemudian, ego kita tumbuh lebih besar dari kesadaran kita atas diri sendiri. Apalagi ketika orang-orang menyebut kita sebagai karyawan senior. Wuih…, rasanya kita ini paling pantas dihargai dan disanjung. Maklum, karyawan senior. Apa lagi kalau kita sudah punya jabatan. Gua ini boss. Padahal, kita ini bukan pemilik kantor. Sebenarnya disana kita hanya bertamu. Sama seperti orang lain pada umumnya. Sebagai tamu, kita terikat kepada berbagai aturan dan kepatutan. Dan sebagai tamu, kita bisa dipersilakan pulang jika berperilaku tidak sesuai dengan tata krama atau ketentuan yang diterapkan oleh sang tuan rumah. Maka ketika sadar akan posisi sebagai tamu, kita bisa lebih mawas diri selama berada di kantor.    
 
2.      Memelihara rasa syukur Diluar sana, ada ribuan atau jutaan orang yang sangat menginginkan kesempatan seperti Anda. Boleh masuk ke kantor itu. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Dan mendapatkan penghasilan setiap bulan. Diawal-awal karir, rasa syukur itu seolah memenuhi udara yang kita hirup. Sehingga semua yang kita dapatkan dari kantor terasa sekali nikmatnya. Bertahun-tahun kemudian, kita merasa semuanya sudah terlalu biasa. Sudah menjadi hambar. Lalu keseharian kerja kita berubah menjadi sebuah rutinitas yang membosankan. Dulu, kita memasuki kantor dengan antusias. Sekarang kita melakukannya dengan perasaan terpaksa. Dulu, kita betah sekali setiap kali berada didalamnya. Sekarang, ingin cepat-cepat pulang saja. Jika itu yang Anda rasakan, Anda perlu memeriksa; apakah masih ada rasa syukur didalam dada Anda?. Jika rasa syukur itu terus terpelihara, niscaya kenikmatannya tetap terasa.
 
3.      Menyadarinya sebagai anugerah. Tidak semua orang boleh masuk ke kantor kita. Pagi ini, kita memasukinya tanpa ada yang bertanya; ‘siapa Anda?’. Maka fakta bahwa pagi ini kita boleh memasukinya adalah sebuah anugerah yang sangat besar. Sayangnya, anugerah itu sering tertutupi oleh ketidakpuasan kita tentang ini dan itu. Terhalang penghasilan. Bukan soal besar atau kecilnya. Tapi, sesuai atau tidaknya dengan yang kita harapkan. Terhalang beban kerja. Bukan soal berat atau ringannya. Tapi, tidak sepadan dengan imbalan. Terhalang orang perlakuan atasan. Kemacetan jalan. Kebijakan perusahaan. Suasana kerja yang buruk dan sikut-sikutan. Semuanya sangat menyebalkan. Karena perhatian kita terfokus kepada hal-hal yang membuai hati terasa gerah, maka kita tidak lagi menyadarinya pekerjaan itu sebagai sebuah anugerah. Selama menyadari anugerah itu, kita bisa berkerja dengan penuh gairah.
 
4.      Menjaga keindahan dan kenyamanannya. Kantor itu berada di kawasan elit. Gedung menjulang, dengan fasilitas kelas atas. Namun, ketika memasuki bagian dalamnya; tumpukan kardus berjejer disepanjang koridor. Kertas berserakan diatas meja kerja. Remah-remah sisa makanan berceceran diatas karpet. Setiap orang saling mengomentari tentang betapa berantakannya kubikal teman sebelahnya. Konsultan tata ruang kantor pun disewa. Lalu menentukan hanya 9 item benda yang boleh berada disetiap kubikal meja kerja. Semua orang kesal, hingga hasil kerja konsultan yang mahal itu pun menjadi tidak berharga. Apanya yang salah? Sikap mereka sendiri terhadap ruang kerjanya. Tidak seorang pun bisa menata meja kerja, selain orang yang setiap hari menggunakannya. Maka tidak masuk akal jika mengharapkan office boy yang melakukannya untuk kita. Karena kitalah yang paling bertanggungjawab untuk menjaga keindahan dan kenyamanannya.
 
5.      Menjaga hubungan dengan rekan kerjaSebagus apapun desain interior kantor Anda, tidak akan terasa nyaman jika hubungan dengan orang-orang didalamnya tidak bagus. Banyak orang yang tidak saling bertegur sapa, padahal berada di ruangan yang hanya dipisahkan oleh sekat tipis setinggi satu setengah meter saja. Padahal jika berhasil membangun hubungan baik dengan teman-teman, kita bisa menjalani semua tantangan dan kesulitan dalam pekerjaan dengan menyenangkan. Bila ada orang yang senantiasa bersedia menolong. Ada sahabat untuk saling berbagi. Ada kolega yang siap untuk mengulurkan bantuan. Perasaan tentram, pasti bersemayam didalam hati. Mengapa? Karena orang-orang yang mempunyai hubungan baik dengan kita selama dikantor, berperan seperti udara sejuk yang membuat hidup kita terasa nyaman dan melegakan. Namun, keadaan seperti itu hanya akan terwujud jika kita bersedia menjaga hubungan dengan mereka.
 
Bekerja bukanlah semata-mata mendapatkan nafkah. Bekerja juga adalah tentang menikmati hidup. Sebab pekerjaan yang dilalui dengan mengorbankan kenikmatan hidup akan sangat menyiksa. Bekerja juga adalah soal membangun persahabatan. Sebab bekerja dalam lingkungan yang tidak bersahabat sungguh membuat perasaan tertekan. Lebih dari itu, bekerja juga adalah manifestasi rasa syukur kita atas anugerah yang Tuhan berikan melalui sedemikian sempurnanya penciptaan diri kita. Malu kita, jika dengan kesempurnaan anugerah yang sudah Tuhan berikan ini; kita tidak menghasilkan kinerja yang layak dibanggakan. Maka melalui cara kita bekerja. Dan kualitas hasil kerja yang kita hasilkan. Kita menunjukkan kepada Sang Pencipta. Bahwa Dia, telah memberikan penciptaan yang sempurna kepada orang yang tepat.  Sehingga setiap kali hari berganti malam, kita boleh bergumam; “Tuhan, sudah kutunaikan tugasku hari ini dengan sebaik-baiknya. Kiranya Engkau berkenan memberikan anugerah yang lebih baik esok hari….”

Catatan Kaki:
Rasa syukur seseorang terhadap pekerjaannya terlihat sekali dari bagaimana caranya dia menjalani aktivitas kerjanya sehari-hari.

Diambil dari milis Wordsmartcenter
- Dadang Kadarusman -

Selasa, 06 Maret 2012

Memimpin Dengan Keteladanan




Catatan Kepala: ”Setiap pemimpin bisa memerintahkan bawahannya melakukan sesuatu. Namun kata-kata yang paling ampuh datang dari mereka yang mengucapkannya dengan perbuatan.”

Bayangkan jika suatu ketika Anda diminta oleh seseorang untuk bekerja dengan disiplin tinggi. Tapi orang itu sendiri tidak berdisiplin. Bayangkan juga ketika Anda diperintahkan untuk bekerja secara efektif dan efisien. Namun orang yang menyuruhnya terlihat santai-santai saja. Saya tidak perlu bertanya bagaimana perasaan Anda. Karena normalnya, tidak ada orang yang suka dengan tuntutan standar kerja tinggi dari orang-orang yang standar kinerja pribadinya sendiri rendah. Sekalipun demikian, saya tidak akan mengajak Anda untuk menggunjingkan orang lain. Saya lebih tertarik untuk mengajak Anda membayangkan  seandainya yang menuntut itu adalah kita. Namun, kita sendiri tidak melakukan apa yang kita tuntut kepada orang lain. Bisa dibayangkan betapa tidak berharganya kata-kata kita. Hal ini tidak hanya berlaku dalam kepemimpinan formal ketika kita berurusan dengan anak buah. Melainkan juga dalam aspek kehidupan lainnya. Karena apa yang kita lakukan suaranya lebih nyaring daripada apa yang kita katakan, bukan? Maka menuntut orang lain dengan standar tinggi itu sebaiknya didahului oleh kesungguhan kita untuk menerapkan standar tinggi kepada diri sendiri.

Orang-orang yang dipimpin oleh Leroy Jethro Gibbs mempunyai gaya dan keunikannya masing-masing. Secara individu, mereka adalah orang-orang dengan pride-nya masing-masing, memiliki ego tinggi, dan punya banyak perbedaan. Namun dalam urusan pekerjaan, mereka fokus dalam usaha penyelesaiannya. Mereka sering harus bekerja ekstra. Dan ketika disarankan untuk beristirahat, mereka berkata; ‘kami beristirahat jika pekerjaan telah selesai’. Bagaimana Gibbs bisa mempunyai team yang sedemikian berdedikasi? Jawabannya;”Gibbs, menjadikan dirinya sendiri sebagai orang pertama yang memberikan dedikasi pada tingkatan tertinggi.” Lalu orang-orang yang dipimpinnya melihat hal itu sehingga mereka menyesuaikan diri dengannnya. Orang-orang dengan kemampuan tinggi biasanya adalah mereka yang mempunyai kepribadian kuat. Efek sampingnya, mereka tidak mudah ‘menyatu’ dengan orang lain. Kadang keras kepala. Dan susah diatur. Seperti orang-orang di team Gibbs. Untuk orang-orang seperti itu, hanya ada satu jenis pemimpin yang cocok. Yaitu, pemimpin yang sanggup memimpin dengan keteladan pribadinya. Yang hanya bicara, pasti akan dilecehkan. Kenapa? Karena orang-orang itu punya standar pribadi yang tinggi. Yang hanya bisa diimbangi oleh keteladanan yang ditunjukkan oleh atasannya. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar memimpin dengan keteladanan, saya ajak memulainya dengan menerapkan 5 prinsip Natural Intelligence (NatIn™)berikut ini:  

1.      Terapkan standar pribadi yang tinggi. Alasan mengapa kita pantas menjadi seorang pemimpin adalah karena kita bisa diharapkan untuk menjadi pribadi terbaik dikelompok itu. Dan kita, tidak mungkin menjadi pribadi terbaik jika menerapkan standar pribadi yang rendah. Memang sih, lebih enak untuk menerapkan standar kerja rendah. Kerjaannya menjadi gampang. Bisa memiliki banyak waktu luang. “Bisa menikmati hidup,” jika Anda lebih suka menyebutnya demikian. Apalagi sekarang kita sudah menjadi ‘boss’. Keliru. Semakin tinggi posisi kita, justru semakin besar tuntutan untuk menjadi pribadi yang mumpuni. Sebagai seorang pemimpin, kita dilihat oleh orang-orang yang kita pimpin. Bagaimana mungkin mereka terdorong untuk melakukan yang terbaik jika kita sendiri tidak melakukannya? Kata-kata kita, tidak akan memiliki kekuatan sama sekali dihadapan mereka. Toh mereka juga tahu jika kita sendiri tidak seperti yang kita tuntut kepada mereka. Kalaupun mereka menurut, itu bukan karena rasa hormat. Melainkan karena terpaksa harus menuruti kata-kata atasannya. Hal itu juga termasuk etika kita kepada atasan. Jika kita tidak menunjukkan respek kepada atasan kita, bagaimana para bawahan bisa respek pada kita?  Walhasil, semua yang kita lakukan itulah yang akan ditiru oleh bawahan kita. Maka kita, perlu menerapkan standar yang tinggi untuk diri kita sendiri. Baik berkaitan dengan penyelesaian pekerjaan. Maupun sikap, perilaku dan juga etika kita.

2.      Standar pribadi hanya berlaku bagi diri sendiri. Kita sering tergoda untuk menyamaratakan semua orang. Sehingga kita mengira jika standar tinggi yang kita terapkan untuk diri sendiri akan cocok juga bagi orang lain. Maka kita menuntut orang-orang yang kita pimpin untuk menerapkan standar atau perilaku yang sama seperti kita. Padahal, setiap orang memiliki kapasitas dan dorongan dari dalam dirinya dengan kadar yang berbeda-beda. Meskipun kita atasannya, kita tidak berhak untuk memaksanya. Kita hanya bisa mengajak mereka untuk sama-sama melakukannya. Gibbs misalnya. Menyuruh anak buahnya pulang meskipun dia sendiri harus bekerja lembur. “Gue nggak mau lihat muke elo pade lebih dari jam 7 masih ada di kantor,” itu kalimat yang pernah saya katakan kepada teman saya. Padahal saya sendiri kadang harus pulang larut malam. Bukankah banyak bawahan yang sungkan pulang, kalau atasannya masih berada di kantor? Sabtu dan minggu kadang saya mendapatkan tugas dari boss. Selama mampu melakukannya, saya tidak pernah menelepon anggota team di hari libur. Karena saya tahu, bahwa mereka sudah memberikan kinerja baik dihari Senin sampai Jumat. Dan mereka berhak menikmati hari liburnya. Gibbs pun demikian. Hanya meminta anggota teamnya bekerja ekstra, jika dia sendiri benar-benar tidak lagi mampu mengatasinya. Namun, sebelum menelepon anak buahnya untuk pekerjaan ekstra itu; dia terlebih dahulu mengerahkan kemampuan dirinya sendiri. Kenapa? Karena standar pribadi, hanya berlaku bagi diri sendiri. Sedangkan kepada orang-orang yang kita pimpin, kita tidak bisa memaksanya. Kita, hanya bisa menunjukkan keteladanan kepada mereka.

3.      Orang-orang sulitpun respek pada keteladanan. Kita mengenal istilah ‘difficult people’. Artinya orang yang sulit diatur. Namun sejauh yang saya tahu, penyebab utama orang jadi sulit diatur adalah; lemahnya figur kepemimpinan. Orang-orang yang sulit diatur itu justru sangat respek kepada atasan atau pemimpinnya yang pantas diteladani. Mereka mungkin melecehkan pemimpin yang sekedar bicara atau tidak sanggup melakukan sesuatu yang bermakna bagi teamnya. Namun kepada pemimpin yang sanggup menunjukkan keteladanan; mereka tidak berani neko-neko. Semua orang di team Gibbs adalah orang-orang bandel yang sulit diatur. Namun dibawah kepemimpinannya? Kebandelan berubah menjadi keuletan dan kegigihan. Kenapa bisa begitu? Manusia mempunyai sifat dasar berupa respek terhadap orang-orang yang memiliki kemampuan dalam menjalankan tugasnya. Termasuk mereka yang ‘tampaknya’ tidak pandai menghargai orang lain sekalipun. Hati kecilnya menaruh hormat kepada seseorang yang bisa membuktikan kemampuannya. Maka sekalipun mereka tidak menyukai pribadi pemimpinnya, jika sang pemimpin menunjukkan dedikasi dan kinerja yang tinggi; mereka akan tergerak untuk menyelesaikan tugas-tugas pokoknya.

4.      Fokus kepada orang-orang yang mau berubah. Harus kita akui bahwa kemungkinan ada orang yang ‘ndablek’ yang tetap saja ndablek. Sudah dilakukan usaha apapun, tetap saja mereka mempersulit keadaan. Tidak peduli atasannya sudah berbuat baik. Sudah mencontohkan. Sudah menjadi teladan. Tapi mereka tidak bergeming. Orang-orang sulit kadang hanya sekedar ingin menunjukkan bahwa mereka tidak bisa diperintah.  Makanya, kepada mereka jangan sesekali memerintah. Juga tidak perlu meminta mereka bekerja ekstra. Cukup menuntut mereka menyelesaikan tugas pokok sesuai standard minimum yang digariskan oleh perusahaan saja. Selama tugas utama mereka selesai, maka selesai pula urusan Anda dengan mereka. Dengan begitu kita tidak terlalu banyak membuang waktu untuk mereka. Bagaimana jika tugas pokoknya tidak selesai? Tidak usah khawatir kalau anggota team Anda yang lain bisa menghasilkan kinerja bagus. Ini bukan soal menutupi kekurangan 1 atau 2 anggota team yang mbalelo. Melainkan menunjukkan bahwa mereka berkinerja buruk diantara orang-orang yang berkinerja baik. Sehingga makin buruk hasil kerja mereka, makin kontras kualitasnya dihadapan para anggota team lainnya yang berdedikasi tinggi. Maka alokasikanlah lebih banyak waktu dan perhatian bagi orang-orang yang bersikap dan berperilaku positif. Berlarilah bersama mereka yang memiliki gairah untuk membuat pencapain tinggi. Dan itu bisa kita mulai dengan cara berfokus kepada orang-orang yang mau berubah.

5.      Berada digaris perjuangan paling depan. Para raja zaman dahulu pada umumnya sakti-sakti. Nggak bisa jadi raja, kalau nggak sakti. Maka setiap pangeran dilatih ilmu perang sedari kecil. Diajari strategy sejak kanak-kanak. Sehingga kelak ketika beranjak dewasa, mereka bisa menjadi seperkasa ayahandanya. Pengganti raja yang lembek, rawan untuk dikalahkan. Baik oleh musuh dari luar. Maupun oleh orang sakti dari dalam. Meski konteks kepemimpinan zaman sekarang sudah berubah, namun ‘prinsip’ menjadi raja sakti itu tetap berlaku hingga saat ini. Kita hanya akan bisa menjadi pemimpin yang solid bagi team kita jika dan hanya jika kita memang mempunyai kemampuan yang memadai untuk memimpin mereka. Dan hal itu ditunjukkan oleh kesediaan kita untuk berada digaris paling depan arena kerja keras dan perjuangan mereka. Raja yang lemah tidak mungkin berani berada di medan perang. Pemimpin yang lembek tidak mungkin punya cukup rasa percaya diri untuk berjuang bersama anak buahnya di lapangan. Maka berada di garis perjuangan paling depan merupakan indikasi jika seseorang merupakan pemimpin yang layak diteladani. Tetapi, berada di garis terdepan tidak selalu harus dalam pengertian kehadiran fisik belaka. Kita tidak harus selalu ada secara fisik bersama mereka dalam mengerjakan tugas-tugas operasionalnya. Hal terpentingnya adalah; berada bersama mereka secara emosi, pola perilaku, dan penerapan nilai-nilai kedisiplinan profesionalitas yang kita tetapkan.

Mungkin kita masih suka mengira bahwa apa yang kita katakan itu akan menguap begitu saja. Tidak. Orang lain bahkan bisa mengingat kata-kata yang kita sendiri sudah lupa jika dulu pernah mengatakannya. Anda pun demikian. Masih ingat apa yang dikatakan oleh seseorang dimasa lalu. Jika sekarang Anda melihat perilaku orang itu bertolak belakang dengan kata-kata yang pernah diucapkannya, maka batin Anda  langsung membunyikan alarm; “dulu dia ngomong begini, sekarang dia berlaku begono…” Sekali saja kita melanggar kata-kata kita sendiri; maka kepercayaan bawahan kepada kita, langsung sirna pada saat itu juga. Maka salah satu bentuk tanggungjawab kita kepada orang-orang yang kita pimpin adalah; melakukannya. Guru kehidupan saya pernah mengingatkan bahwa; “Tuhan itu sungguh sangat marah kepada orang-orang yang mengatakan sesuatu yang tidak dilakukannya.” Eh, rupanya kalimat itu adalah firman Tuhan dalam kitab suci.  Maka ketika kita berusaha keras untuk menyelaraskan kata-kata yang kita tuntut kepada anak buah kita dengan perilaku kita sendiri, sesungguhnya kita tidak hanya sekedar sedang memberikan keteladanan. Lebih dari itu, kita sedang menjalankan perintah dalam firman Tuhan. Jika kita menyuruh anak buah kita berdisiplin dan berkinerja tinggi. Lalu kita mencontohkanya sendiri. Maka kita telah menjadi pribadi yang layak diteladani. Sekaligus mengamalkan tuntunan Ilahi.

Catatan Kaki:
Perilaku seorang pemimpin terdengar jauh lebih nyaring daripada kata-kata yang menyusun kalimat-kalimat berisi perintahnya.

Diambil dari milis Wordsmartcenter
- Dadang Kadarusman -

Senin, 05 Maret 2012

Cinta Jarak Jauh




Cinta jarak jauh memang sekarang baru tren karena si doi biasanya di tugaskan atau sedang belajar di kota lain. Dalam cinta jarak jauh memang kesetiaan pasangan sangat di uji. Dan walaupun jarang ketemu masih bisa mesra khan.. :)

Bagi para pembaca yang mengalami cinta jarak jauh jangan takut. Disini saya akan share tentang tips nya agar para pembaca yang LDR dapat langgeng sampai pernikahan nantinya. Berikut Tips Cinta Dan Pacaran Jarak Jauh Ala artikelpernikahan.com yg saya kumpulkan dari berbagai sumber di internet :

1. Jujur
Jujurlah pada kekasih anda apapun yang anda lakukan disaat tidak bersama cewek anda, jangan pernah anda berbohong, karena berbohong sagat tidak disenangi orang banyak apalagi yang dibohongi cewek anda sendiri.

2. Komunikasi
Zaman sekarang semuanya sudah serba mudah. Walau beda benua banyak alternatif komunikasi yang bisa ditempuh. Selain telepon, dengan kecanggihan internet ngobrol lewat chatting bisa dilakukan. Mau kirim foto, sampai video semuanya serba mungkin. Apalagi biayanya juga jauh lebih murah. Dan sekarang Zamannya Facebook Dan Tweeter.

Tak ada lagi alasan untuk tak berkomunikasi. Ada keraguan, kecurigaan, atau perasaan lainnya, utarakan langsung pada sang kekasih. Jangan memendam dan menebak-nebak sendiri…..

Tentang frekuensinya, sesuaikan dengan kegiatan masing-masing. Jangan sampai mengganggu dan membuat si dia kesal.  Tapi disela-sela komunikasi elektronik, tak ada salahnya sekali-sekali diselingi dengan surat biasa lewat pos. Selain lebih personal, di surat biasa anda bisa membubuhkan wewangian yang sering anda gunakan sehingga menimbulkan perasaan nostalgia pada dirinya. Jika si dia rindu pada makanan rumah tak ada salahnya sekali-sekali mengirim masakan favorit dia. Tapi sebelum itu cek dulu dengan perusahaan pengiriman atau kantor pos tentang prosedur pengiriman makanan.

3. Terbuka
Terbukalah kepada kekasih anda dan jangan ada yang disembunyikan, karena dengan terbuka akan membuat hubungan anda dengan sang kekasih serasa tidak ada tembok penghalang.

4. Percaya dan Sabar
Ketika sudah berkomitmen untuk hubungan jarak jauh, kepercayaan pada pasangan sangat penting. Jika tak bisa percaya pada pasangan sebaiknya anda berpikir dua kali sebelum menjalani hubungan jarak jauh. Anda bisa lelah sendiri disiksa kecurigaan dan kecemburuan karena tak bisa selalu mengawasi sang kekasih. Jika ada perasaan curiga atau gelisah, langsung ungkapkan kepadanya. Jangan dipendam sendiri dan berkembang menjadi masalah.

Keadaan emosi memang sulit dikontrol. Kadang kesal sedikit bisa jadi masalah. Khusus untuk pasangan jarak jauh, kesabaran adalah aspek yang penting. Seperti dilansir lovearticle, emosi pasangan pada hubungan jarak jauh lebih mudah meledak. Padahal seharusnya pasangan tersebut sangat menghargai saat-saat ketika mereka bertelepon atau bertemu.

Karena itu, jika timbul masalah sebaiknya coba bersabar dan jangan langsung meledak. Ingat, pertemuan dan komunikasi yang cukup sulit sebaiknya diisi dengan hal-hal yang menyenangkan supaya hubungan lebih mesra.

Selalu akhiri pembicaraan dengan kata-kata yang manis.

5. Cemburu Buta
Hindari yang satu ini jika anda ingin hubungan anda langgeng dan awet, karena cemburu merupakan sifat yang sangat tidak disukai oleh semua orang.

6. Jenaka Joke Lucu
usahakan anda orang yang menyenangkan, apalagi disaat sedang ada pertengkaran, sikap lucu bisa meredam amarah sang pacar sebagi contoh anda bisa saja kirim foto anda berdua dengan gokil, bisa pake Aplikasi Edit Foto seperti Adobe Photoshop Cs3 Portable atau anda gandeng Foto Steven William dan Foto Justin Bieber bersanding dengan anda.atau berkirim video seperti Youtube Keong Racun dan diisi Lagu Dangdut Koplo
lucu.dll. 

7.Buat kejutan
Kejutan seringkali menjadi penyegar suatu hubungan. Untuk yang jarak jauh bisa memanfaatkan jasa pengiriman. Sesekali mengirim bunga bisa menjadi penawar rindu yang romantis. Jika memang ada waktu yang cukup untuk liburan kejutkan dia dengan datang ke kotanya. Tapi ingat juga kesibukannya, jangan terlalu banyak menuntut waktunya. Jika memungkinkan, cari tahu dulu jadwal dia pada hari itu. Kunjungan anda juga tak perlu lama-lama, yang penting perasaan rindu sudah terobati. 

8. Prediksi masa depan
Hubungan yang punya tujuan, pasti bikin anda dan pasangan lebih semangat menjalaninya. Jika memang sudah saatnya tak ada salahnya menguatkan komitmen. Setidaknya jangan menghindar jika membicarakan hal tersebut. Suatu hubungan terutama jarak jauh perlu ‘iming-iming’ yang membuat anda dan pasangan tetap kuat. Setidaknya ada sesuatu yang diharapkan dan dituju.

Pacaran Jarak jauh memang banyak kendala dan untung ruginya. Akan tetapi jika keadaan yg memaksakan kita begitu, Pacaran jarak jauh enjoy aja di lakukan. Semoga tips Pacaran Jarak Jauh di atas berguna.



Diambil dari

Kamis, 01 Maret 2012

Seratus Jam Mendidik Diri Sendiri




Catatan Kepala: This is my career, then I must take all the responsibilities of the development processes on my own.”

Sudah berapa lamakah Anda bekerja di perusahaan tempat Anda bekerja sekarang? Dari masa kerja itu, berapa jam-kah Anda mendapatkan pelatihan yang difasilitasi oleh perusahaan untuk mengembangkan potensi diri Anda? Sampai 100 jam dalam setahun? Setahu saya, sangat jarang sekali perusahaan yang menyediakan waktu hingga 100 jam pelatihan kepada karyawannya, kecuali pada tahun pertama rekrutmen. Apakah hal itu menunjukkan jika perusahaan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bawahan? Tidak juga. Budget dan kemampuan perusahaan tidaklah tanpa batas. Sedangkan kapasitas diri kita ‘mungkin’ nyaris tidak terbatas. Maka menunggu perusahaan untuk selalu menyediakan kesempatan mengembangkan diri menjadi terlalu beresiko. Bukan berarti kita berhenti berharap. Tetapi, kitalah yang mesti lebih proaktif untuk mendidik diri sendiri. Minimal, 100 jam dalam setahun. Mungkinkah?

Saya memulai karir sebagai seorang salesman. Dan sejak awal, saya sudah gandrung dengan berbagai macam pelatihan. Suatu ketika, tanpa diduga saya bertemu dengan seorang top eksekutif sebuah perusahaan multinasional di acara training yang kami ikuti di luar negeri. “Berapa orang dari perusahaan Anda?” beliau bertanya. “Saya sendiri Pak,” jawab saya. “Dan saya tidak mewakili perusahaan tempat saya bekerja.” Beliau seolah tak percaya. Seorang karyawan, mengikuti pelatihan mahal di luar negeri dengan biaya sendiri. “Wah, kalau begitu sebentar lagi Anda pindah kerja ya?” Sekarang gantian saya yang bingung. “Iya dong, seharusnya perusahaan membayari Anda, kan kalau Anda nambah pinter perusahaan juga yang untung,” katanya. “Bapak betul,” saya bilang. “Namun, this is my career. Then I must take all the responsibilities of the development processes on my own….”. Jika kita yakin bahwa ini adalah karir kita, maka tidak selayaknya kita menggantungkan pengembangannya kepada pihak lain. Termasuk kepada perusahaan tempat kita bekerja. Kitalah yang paling bertanggungjawab terhadap baik dan buruknya. Berkembang atau menyurutnya. Pihak lain, tidak lebih dari pelengkap saja. Itu pertanda kita bertanggungjawab terhadap proses mendidik diri sendiri. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar mengambil tanggung jawab dalam mendidik diri sendiri, saya ajak memulainya dengan menerapkan 5 prinsip Natural Intelligence (NatIn™)berikut ini:  

1.      Menyisihkan pendapatan untuk mendidik diri sendiri. Perusahaan tempat Anda bekerja mungkin menyediakan budget khusus untuk membiayai beragam program pelatihan. Namun, mungkin tidak bisa memenuhi kebutuhan seluruh karyawannya untuk mendapatkan 100 jam proses pendidikan setiap tahunnya. Maka, ada baiknya jika Anda belajar menyisihkan sebagian dari pendapatan bulanan Anda untuk ditabung dan dialokasikan bagi proses pengembangan diri Anda sendiri secara mandiri. Selain terbatasnya budget perusahaan, hal ini juga penting untuk memastikan Anda memperoleh topik atau subyek pelatihan yang Anda benar-benar butuhkan. Mengapa? Karena boleh jadi, materi training yang disediakan dan dibiayai oleh perusahaan cenderung bersifat teknis saja. Padahal, hidup Anda melampaui hal-hal teknis. Sehingga Anda membutuhkan ilmu hidup, bukan sekedar keterampilan teknis. Tabungan yang Anda sisihkan itu, memungkinkan Anda untuk mengikuti topik atau subyek pelatihan yang Anda pilih sendiri.   

2.      Pilihlah pelatihan-pelatihan yang Anda butuhkan Pelatihan teknis, adalah wajib hukumnya. Entah Anda suka, atau tidak. Mebosankan, ataupun menyenangkan. Karena pelatihan itu menunjang langsung pelaksanaan pekerjaan Anda. Namun, untuk pelatihan non teknis; Anda tidak perlu asal telan begitu. Mulailah terlebih dahulu dengan mengidentifikasi ‘kebutuhan’ pribadi Anda. Sederhananya; Anda butuh mempelajari apa? Setelah itu, Anda boleh menentukan tingkat kedalamannya; apakah Anda ingin sekedar memahaminya saja. Atau sampai ke level terampil dalam aplikasi praktisnya. Untuk hal-hal yang berkorelasi langsung dengan kualitas kerja, sebaiknya program 100 jam mendidik diri Anda bisa menyentuh hingga level terampil melakukannya. Dari sana Anda bisa menentukan pelatihan mana yang harus Anda prioritaskan, mana yang menjadi tambahan, dan mana yang sama sekali tidak perlu dipertimbangkan. Siapa yang mengetahui secara pasti kebutuhan itu? Anda sendiri. Bukan atasan atau orang HRD. Sekalipun demikian, saya sangat menyarankan agar pelatihan dalam bidang ‘kepemimpinan’ masuk dalam daftar pelatihan prioritas Anda. Mengapa? Karena tidak seorang pun bisa sukses dalam karirnya, tanpa kemampuan memimpin yang mumpuni. So, pilihlah pelatihan-pelatihan yang Anda butuhkan saja. Dan pastikan pelatihan tentang kepemimpinan termasuk didalamnya. Khususnya pelatihan kepemimpinan yang memberikan ilmu dan insight-insight baru, serta relevan dengan tantangan kepemimpinan aktual. Bukan sekedar mengajarkan pakem-pakem baku belaka.

3.      Pilihlah orang yang tepat untuk dijadikan tempat berguru. Setiap guru, punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ada yang jago story telling. Ada yang piawai berkomunikasi interaktif. Ada yang berbicara menggebu-gebu. Ada pula yang tutur katanya halus, perlahan, dan bahkan nyaris seperti diam. Itu soal gaya bicara. Anda boleh pilih yang mana saja Anda suka. Namun ada satu kriteria mutlak yang harus Anda temukan pada orang yang akan Anda jadikan tempat berguru. Yaitu; dia harus benar-benar orang yang ahli dibidangnya. Gaya berbicara, teknik mendidik, metode pembelajaran; bisa beragam macam. Terserah saja. Seperti halnya dunia persilatan. Ada guru yang sedemikian santun dan lembutnya seperti para master di kuil Shaolin. Ada pula guru yang nyeleneh bin edhian wal gemblung seperti halnya Tante Sinto Gendheng. Selama tetap menjaga nilai-nilai kesusilaan, maka semua perbedaan itu tidak usah dipermasalahkan. Dan sebagai murid, sebaiknya Anda ikuti saja teknik yang diterapkan oleh guru atau trainer Anda. Namun soal syarat keahlian ini; Anda tidak boleh bertoleransi. Mengapa? Karena berguru kepada orang yang asal bisa bicara saja – tanpa ilmu dan keahlian yang mumpuni – hanya akan membuang waktu dan uang Anda secara sia-sia. Mungkin Anda hanya dapat hebohnya saja. Atau, sekedar puas berhaha hihi saja. Tapi kalau tak ada ilmu yang Anda bawa pulang? Program 100 jam mendidik diri Anda bisa berantakan. Maka kenalilah. Telitilah. Selidikilah ‘kandidat-kandidat’ yang layak untuk Anda jadikan guru. Andalah bossnya. Dan Andalah. Yang memilihnya.

4.      Izinkan atasan memahami minat belajar Anda.  Mantan atasan saya tahu persis jika saya punya minat yang tinggi dalam proses belajar. Pada awalnya, tidak mudah untuk mendapatkan dukungan khususnya ketika budaya belajar belum tumbuh dengan subur. Namun seiring berjalannya waktu, segala sesuatunya berkembang seolah semua hal memberikan dukungan. Saya tidak mudah mendapatkan cuti untuk liburan, misalnya. Tapi, jika permintaan cuti itu digunakan untuk proses mendidik diri sendiri, beda. Atasan saya juga tahu bahwa reward berupa proses pembelajaran jauh lebih berdampak bagi saya daripada imbalan berupa uang setiap kali beliau memberi penugasan berat. Kadang atasan saya yang mengikuti pelatihan tertentu di luar negeri pulang dengan oleh-oleh modul khusus untuk saya. Kadang membelikan buku bermutu. Bahkan tak jarang beliau memberikan persetujuan pada proposal untuk mengikuti sebuah training non teknis yang saya ajukan. Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan jika kita bersedia untuk mengizinkan atasan memahami minat belajar kita. Khususnya, ketika kita bisa menunjukkan kepada atasan bahwa; ilmu yang kita pelajari itu dibawa pulang dan dipraktekkan dalam menjalani pekerjaan kita sehari-hari. Jika Anda bisa menunjukkan itu kepada atasan Anda, maka atasan Anda akan melihat bahwa menginvestasikan sejumlah dana untuk mengembangkan diri Anda, akan benar-benar memberi dampak positif bagi perkembangan dan pencapaian perusahaan. Selanjutnya? Silakan Anda coba sendiri.

5.      Menyingkirkan gengsi dari dalam hatiKetika jabatan kita sudah tinggi – entah kenapa – suka ada perasaan gengsi untuk belajar lagi. Rasanya gimanaaaa gitu kalau duduk di kelas seperti orang-orang kemarin sore itu. Padahal, dalam hati sih nyadar betul jika ada ilmu yang kepingiiiin sekali kita dalami. Anda tidak merasa begitu? Baguslah itu. Kita ini adalah mahluk pembelajar. Long life learning, katanya kan. Saya pribadi melihat justru proses belajar itu sangat efektif terjadi pada orang-orang yang tetap rendah hati. Bahkan sekalipun ilmu mereka sudah sangat tinggi. Ketika minat belajar sepanjang hayat ini dikombinasikan dengan pemilihan subyek yang kita butuhkan pada poin-2 dan kecanggihan dalam pemilihan orang yang tepat untuk kita jadikan sebagai tempat untuk beguru pada poin-3, maka sekarang kita memiliki peluang untuk benar-benar mampu mengoptimalkan proses mendidik diri yang kita canangkan itu. Sehingga sekarang kita mempunyai the golden rule yang baru, yaitu: menyingkirikan gengsi – memilih subyek yang tepat – memilih orang yang tepat untuk berguru. Dengan menerapkan golden rule itu, program 100 jam mendidik diri kita tentu akan semakin besar maknanya terhadap proses eksplorasi dan pemanfaatan potensi diri yang kita miliki. So, mari singkirkan gengsi dari dalam hati. Supaya kita, tetap memiliki peluang untuk menyerap sebanyak mungkin ilmu yang tiada henti-hentinya berdatangan.

Ibu saya. Seorang perempuan sederhana. Namun nasihatnya melampaui fatwa konsultan-konsultan pengembangan diri kelas dunia. Ketika pertama kali saya harus meninggalkan rumah karena lokasi sekolah berada jauh dari kampung kami, Ibu saya menasihatkan;”Dadang, jangan pernah lupa sholat. Dan jangan pernah berhenti belajar.” Bagi seorang muslim, sholat adalah penyambung tali ruhani dengan Ilahi. Dan Ibu saya, menempatkan ‘proses belajar’ di posisi kedua setelah nasihatnya tentang sholat. Ibu saya faham, bahwa Tuhan telah menciptakan kita dengan sedemikian istimewanya. Dengan sedemikian tinggi potensinya. Dengan sedemikian besar kapasitasnya. Namun, kita sering lupa untuk mengeksplorasi dan menggalinya hingga berhasil mengaktualisasikannya. Belajar adalah proses awal agar mampu mendayagunakan seluruh potensi itu. Maka berhentilah untuk menyerahkan seluruh proses mendidik diri kepada perusahaan tempat kita bekerja. Sudah saatnya untuk mengambil sebagian besar dari tanggungjawab itu. Sehingga, minimal kita bisa mendidik diri sendiri selama 100 jam setahun. Biarlah fasilitas dari perusahaan diposisikan sebagai pelengkapnya saja. Sehingga ada atau tidaknya sokongan perusahaan terhadap proses pengembangan diri Anda; tidak akan pernah menyurutkan usaha Anda. Untuk. Mengembangkan diri. Yuk marrreeee….

Catatan Kaki:
Setiap orang memiliki 8,760 jam per tahun. Bisakah kita menyisihkan 100 jam untuk mendidik diri sendiri?



Diambil dari milis Wordsmartcenter
- Dadang Kadarusman -